Saturday, May 26, 2012

Kontrol Robot dengan Pikiran


VIVAnews - Divisi riset dari Honda Motor mengembangkan sistem brain machine interface (BMI) yang memungkinkan seseorang mengontrol robot lewat pikirannya.

Sistem tersebut, yang dikembangkan bersama dengan Advanced Telecommunications Research Institute International, lembaga yang berkaitan dengan pemerintah Jepang, dan Shimadzu, produsen perangkat presisi, dibangun berdasarkan teknologi yang telah mereka umumkan tiga tahun lalu. Ketika itu mereka mengumumkan peluang kan adanya perangkat yang bisa dikontrol lewat pikiran manusia.

Pada tahun 2006, peneliti Honda dan ATR berhasil membuat tangan robotik bergerak dengan menganalisa aktivitas otak menggunakan scanner (MRI) berukuran besar seperti yang umum tersedia di rumah sakit.

Perangkat terbaru itu kini selangkah lebih maju dalam mengukur aktivitas elektrikal di otak manusia menggunakan electroencephalography (EEG) dan aliran darah di dalam otak menggunakan near-infrared spectroscopy (NIRS) untuk menghasilkan data yang kemudian diterjemahkan sebagai informasi untuk mengontrol robot. Tanpa perlu melakukan pergerakan fisik. Adapun perangkat scanner yang didemonstrasikan Honda berbentuk bulat besar diletakkan di atas kepala seperti hair dryer yang biasa tersedia di salon kecantikan.

Teknik EEG dan NIRS digunakan, tetapi proses analisis datanya merupakan teknik baru. Seperti informasi yang VIVAnews kutip dari PCWorld, 31 Maret 2009, menurut Honda sistem tersebut menggunakan pemrosesan statistik terhadap informasi kompleks untuk membedakan aktivitas otak dengan presisi tinggi tanpa perlu ada gerakan fisik. Honda mengklaim bahwa menggunakan metode ini, tingkat kesuksesannya untuk menganalisa pikiran mencapai 90 persen.

Meskipun alat untuk mengontrol robot yang lebih sempurna masih cukup jauh, tetapi teknologi yang sudah tersedia seperti di atas melupakan lompatan besar di bidangnya. Teknologi BMI ini sendiri dikembangkan oleh ATR dan Honda sejak tahun 2005.



Sumber : http://teknologi.vivanews.com/news/read/45269-kontrol_robot_dengan_pikiran

Permainan Menggunakan Gelombang Otak


VIVAnews – Mengasah kemampuan otak kita tak hanya dilakukan dengan cara belajar. Dengan bermain, kalian juga dapat mengasah imajinasi dan kreativitas.

Ada sebuah permainan unik yang diciptakan baru-baru ini. Permainan tersebut dinamakan Mattel Mind Flex dan Uncle Milton's The Force Trainer. Yang menarik adalah untuk memainkannya kita harus menggunakan kekuatan otak, karena permainan ini digerakkan oleh gelombang otak.

Permainan itu dibuat oleh perusahaan mainan NeuroSky. Permainan Mind Flex terdiri atas bola dan alat khusus yang ditempel di kepala. Kita harus membuat bola bergerak dengan kekuatan gelombang otak. Pada kepala pemain akan dipasangkan semacam alat yang bisa menyalurkan gelombang otak dan bisa menggerakkan bola-bola itu.

"Permainan tersebut menggunakan teknologi electroencephalography (EEG). Yaitu teknologi untuk mengukur sinyal elektrik yang dipancarkan otak," kata Jim Sullivan dari NeuroSky.

Sinyal tersebut akan meneruskan gelombang yang akan menggerakan bola-bola. Tiap orang memiliki kekuatan yang berbeda-beda dan bisa saja bola yang ada tidak bergerak jika perhatian orang yang memainkannya tidak fokus. Dengan pikiran yang fokus, sinyal otak akan memicu gerakan pada bola, jadi untuk memainkan permainan ini harus memiliki konsenterasi tinggi.



Sumber : http://teknologi.vivanews.com/news/read/45281-permainan_menggunakan_gelombang_otak

Microsoft Siapkan Kamera 196 Megapiksel


VIVAnews - Microsoft membuat kamera? Ya, tetapi produk yang disiapkan bukanlah kamera model konsumer biasa. Dengan sensor yang mendukung hingga 196 megapiksel, kamera yang dibuat Microsoft ini menggunakan resolusi asli di 17.310 x 11.310 piksel.

UltraCamXp, nama kamera tersebut dapat mengambil gambar stereo hingga GSD (Ground Sampled Distance) 1 inci dengan throughput data hingga 2,5Gbps. Perusahaan asal Redmond, Washington itu menyebutkan bahwa UltraCamXp merupakan kamera format terbesar yang ada saat ini untuk fotografi dari udara dan akan meningkatkan kualitas gambar daratan yang digunakan pada layanan Live Maps mereka.

Layanan pemetaan populer seperti Google Maps atau Microsoft Live Maps saat ini mengandalkan pada apa yang disebut dengan orto-photography untuk menyediakan pengguna foto-foto daratan. Gambar-gambar tersebut diambil dengan kamera resolusi tinggi yang mahal dan dipasang pada pesawat udara. Foto-foto udara kemudian dianalisa untuk menghasilkan data daratan yang lebih detail dan kemudian digabung-gabungkan untuk diupload ke pusat data. Dari sana, layanan pemetaan yang dijalankan di browser seperti Live Maps tinggal menggabung-gabungkan data per piksel yang akan ditampilkan pada layar monitor dengan resolusi dan level zoom yang ditentukan penggunanya.

Kemampuan Microsoft membuat kamera tersebut merupakan imbas dari diakuisisinya Vexcel Imaging, perusahaan yang bergerak di bidang fotografi dan imaging asal Austria. Dengan teknologi yang dimiliki, Microsoft akan memperkuat layanan Live Maps mereka. Seperti VIVAnews kutip dari TGDaily, 13 April 2009, saat ini Microsoft masih mengandalkan kamera UltraCamL 64 megapiksel untuk mengambil foto-foto bumi. Kamera barunya, UltraCamLp memiliki sensor 92 megapiksel dan mampu mengambil foto dengan resolusi 11.704 x 7920 piksel dan baru akan digunakan pada tahun 2010 mendatang.

UltraCamXp mampu menangkap gambar 17.310 x 11.310 piksel dengan tajam hingga jarak 1 inci di atas tanah menggunakan pesawat yang terbang dengan kecepatan 200 kilometer per jam. Dengan kempuan komputasi 14 CPU, kamera dapat memproses gambar mentah secara langsung, menawarkan kualitas gambar yang tinggi dan juga quick view serta histogram.

Untuk mengimbangi hasil tangkapan kamera, terdapat media penyimpanan yang mampu menyimpan sekitar 6.600 gambar tak terkompresi yang berukuran sampai 4,2 terabyte per gambar.

Microsoft sendiri mulai menghadirkan kamera UltraCam ke publik di tahun 2004 dan berencana untuk menawarkan model UltraCamXp ini ke institusi, organisasi, dan perusahaan yang spesialis bergerak di bidang orto-photography.

Pada pengujian, kamera Microsoft UltraCamXp 196 megapiksel menghasilkan peta kawasan penduduk dengan detail dan Digital Elevation Models yang mampu menghilangkan gangguan pada gambar. Foto yang diambil dari ketinggian 1500 feet dapat mengambil gambar detail hingga 2,9 sentimeter dari permukaan tanah, bila foto diambil dari ketinggian 900 feet, detail bisa mencapai 1,8 sentimeter. Software Office Processing Center yang disediakan juga didesain untuk memudahkan penyatuan gambar.



Sumber : http://teknologi.vivanews.com/news/read/48853-microsoft_siapkan_kamera_196_megapiksel

Kamera Digital Memotret Tanpa Disuruh


VIVAnews - Sony luncurkan kamera Party-shot yang bisa melakukan semuanya secara otomatis, termasuk memutuskan kapan waktunya untuk mengambil gambar.

Dudukan IPT-DS1 personal photographer camera dapat berputar 360 derajat secara horizontal dan 24 derajat vertikal. Lalu kamera yang dipasang di sana dapat secara otomatis untuk mendeteksi wajah, mengatur komposisi gambar, serta mengambil foto untuk Anda.

"Aksesoris kamera Party-shot menggunakan image processor BIONZ yang terdapat pada kamera lengkap dengan fitur Face Detection dan Smile Shutter untuk mengambil gambar tanpa perlu ada interaksi dari pengguna untuk menekan tombol," kata Shigehiko Nakayama, Manager of the Digital Imaging Accessories Business Sony Electronics, seperti VIVAnews kutip dari TGDaily, 7 Agustus 2009.

"Perangkat ini memudahkan pengguna untuk mengambil momen-momen dengan ekspresi alami, tanpa dibuat-buat, tanpa Anda perlu minta bantuan teman-teman atau fotografer untuk mengambilkan gambar untuk Anda," ucap Nakayama.

Kompatibel dengan kamera digital DSC-WX1 dan DSC-TX1 Cyber-shot, Party-shot dapat mengambil foto sampai 11 jam. Saat ini Party-shot sudah bisa dipesan. Adapun ketersediaannya sendiri di pasaran diperkirakan mulai September mendatang. Harganyapun hanya sekitar 150 dolar AS.



Sumber : http://teknologi.vivanews.com/news/read/80976-kamera_digital_memotret_tanpa_disuruh

DualView, Kamera Narsis dari Samsung


VIVAnews - Samsung telah meluncurkan jajaran kamera DualView yang ditujukan bagi kaum narsis ataupun penggila jejaring sosial. Menurut Samsung, kamera seri TL225, TL220, dan CL65 akan menghadirkan "pendekatan yang sama sekali baru" pada fotografi personal.

"Pesatnya pertumbuhan popularitas situs jejaring sosial telah meningkatkan jumlah foto pribadi yakni mengarahkan kamera digital ke diri sendiri untuk menjadi obyek fotonya," kata juru bicara Samsung, seperti VIVAnews kutip dari TGDaily, 14 Agustus 2009. "Menghadirkan fitur yang berbeda dari kamera digital ringkas lainnya, kamera DualView Samsung benar-benar memudahkan fotografer menjadi model sekaligus. Ini karena produk seri TL225 dan TL220 memiliki fitur dual LCD yakni di bagian depan dan belakang kamera," ucapnya.

Selain dua layar LCD, baik TL225 dan TL220 memiliki fitur smart gesture user interface dengan sensor gravitasi yang bisa diaktifkan hanya dengan menyentuh layar LCD depan. Kamera kemudian akan secara otomatis mengeset modus self potrait lengkap dengan smile detection.

Adapun seri yang lebih tinggi, yakni CL65, meski tak memiliki dua layar LCD, tetapi dilengkapi fitur teknologi yang lebih lengkap seperti geo-tagging, Bluetooth 2.0, kompatibilitas DLNA, dan Wi-Fi. Fitur Smart Face Recognition pada kamera ini juga sanggup mendeteksi hinga 20 wajah. Pengguna yang berada di kawasan hotspot juga bisa langsung mengupload hasil jepretan ataupun rekamannya ke Facebook, YouTube, Picasa, ataupun Samsung Imaging.

Rencananya, ketiga kamera 12 megapiksel itu akan tersedia mulai September 2009. TL220 (dengan layar sentuh 3 inci) tersedia di kisaran harga 300 dolar AS, sementara TL225 yang memiliki LCD 3,5 inci harganya sekitar 350 dolar AS. Seri high end CL65 sendiri harganya tidak jauh berbeda, yakni di kisaran 400 dolar AS.



Sumber :  http://teknologi.vivanews.com/news/read/82739-dualview__kamera_narsis_dari_samsung

Solid State Drive Kini Tembus 1 TB


VIVAnews - OCZ Technology Group, Inc., salah satu pemain di industri memori dan media simpan berbasis flash menghadirkan media simpan terbarunya. Colossus, yang merupakan Solid State Drive 3.5 inci didesain untuk memenuhi kebutuhan pengguna desktop high end dan kalangan enterprise.

Yang menarik, OCZ menghadirkan berbagai versi kapasitas hingga berukuran 1 Terabyte. Kapasitas tersebut merupakan yang terbesar di industri solid state drive saat ini.

“Colossus series didesain untuk meningkatkan performa desktop dan workstation,” kata Eugene Chang, Vice President of Product Management OCZ Technology Group, pada keterangan resminya, 23 November 2009. “Pengguna yang membutuhkan kecepatan, kehandalan, dan kapasitas simpan maksimum juga dapat memanfaatkan produk ini,” ucapnya.

Untuk mengimbangi kapasitas besar yang disediakan, OCZ Colossus juga diperkuat dari sisi performa. Arsitektur RAID 0 ditanamkan pada storage yang terpasang di dalam. Dengan demikian, OCZ mengklaim bahwa pemrosesan data bisa dilakukan secara lebih cepat pada aplikasi umum seperti email, internet, dan transfer file.

Colossus SSD tersedia dalam kapasitas 128GB, 256GB, 512GB, dan 1 TB. Form factornya yang tidak lazim, yakni 3,5 inci seperti harddisk untuk PC desktop atau server, dan bukan 2,5 inci seperti harddisk untuk notebook disebutkan untuk menampung kebutuhan yang lebih luas. Misalnya untuk dipasang pada server dan lain-lain.

OCZ berani mengklaim bahwa solid state drive ini mampu bekerja salama 1,5 juta jam sebelum mengalami kerusakan. Garansi selama 3 tahun tersedia lengkap dengan dukungan teknis. Sayangnya Anda perlu merogoh kocek lumayan dalam jika tertarik untuk memilikinya.
Versi 120GB dari OCZ Colossus dilepas di kisaran 550 dolar AS, adapun versi 1TB dijual di harga 3 ribu dolar AS. Belum ada informasi seputar ketersediaan produk ini dari distributor resminya di pasaran Indonesia.



Sumber :  http://teknologi.vivanews.com/news/read/107891-solid_state_drive_kini_tembus_1_tb

Notebook dengan Layar 3 Dimensi


VIVAnews - Acer telah meluncurkan secara resmi produk yang diklaimnya sebagai notebook pertama yang menggunakan display 3 dimensi.

Acer Aspire 5738DZG, seri notebook tersebut, merupakan notebook dengan layar wide berukuran 15,6 inci.

Adapun efek 3 dimensi yang ditampilkan merupakan hasil dari penggunaan filter polarising transparan yang diletakkan pada layar. Bagi mata, lapisan ini terkesan memisahkan antara tampilan dengan layar.

Meski demikian, seperti VIVAnews kutip dari Techradar, 11 Desember 2009, tampilan 3 dimensi baru akan muncul jika penggunanya memakai kacamata khusus yang disediakan.

Adapun tampilan 3D tersebut akan terasa jika Anda menyaksikan video trailer film 3D, dan jangan khawatir, notebook tersebut dilengkapi harddisk 500GB yang cukup untuk menyimpan sejumlah film 3D.

Dengan software yang disebut TriDef 3D, pengguna juga bisa menikmati tampilan layaknya 3D pada game, DVD ataupun cuplikan video.

Sayangnya, untuk notebook dengan prosesor Pentium Dual Core T4300 berkecepatan 2,1GHz, grafis ATI Mobility Radeon HD 4570 serta RAM sebesar 4GB tersebut perlu ditebus dengan harga sekitar 1.000 dolar AS.

Selain itu, dari uji coba yang dilakukan Techradar, pengguna berpeluang untuk merasa sedikit pusing atau tidak nyaman jika melihat layar secara terus menerus selama 20 menit atau lebih.



Sumber :  http://teknologi.vivanews.com/news/read/112969-notebook_dengan_layar_3_dimensi

Software Kompresi Smartcard Buatan Indonesia


SURABAYA POST - Maraknya tindak kejahatan pembacaan kartu ATM berbasis teknologi pita magnetik secara ilegal (skimming) beberapa waktu belakangan, membuat banyak pihak mulai melirik cara pengamanan baru kartu ATM menggunakan chip kartu pintar (smartcard).

Teknologi yang belum banyak digunakan di Indonesia ini sebetulnya tidak terbatas penggunaannya pada kartu ATM. Teknologi smartcard bisa juga dipakai untuk berbagai bidang seperti pendidikan misalnya untuk menyimpan data siswa, pada bidang kesehatan untuk merekam riwayat kesehatan seseorang. Smartcard dipilih karena tingkat pengamanannya yang lebih baik dibanding pita magnetik.

Meski demikian layaknya kartu dengan pita magnetik, smartcard juga mempunyai keterbatasan dalam hal kemampuan penyimpanan data. Kemampuan smartcard untuk menampung data sangat terbatas. Besarnya data yang bisa disimpan dalam satu smartcard sangat berpengaruh terhadap harga yang harus dibayar untuk mendapatkan smartcard tersebut.

“Semakin besar kapasitas smartcard, semakin mahal pula harganya,” kata Muhammad Firdaus, dosen Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Rabu (3/3).

Karena mahalnya harga itulah pria kelahiran Malang ini melakukan penelitian untuk memperkecil data yang bisa dimasukkan ke dalam smartcard. Sehingga bisa menghemat kapasitas penyimpanan dan akhirnya bisa menghemat biaya pembelian smartcard tersebut.

Dari penelitiannya, pria 34 tahun ini berhasil membuat sebuah software yang bisa mengompresi atau memperkecil ukuran data yang bisa dimasukkan dalam sebuah smartcard.
Software yang dinamai XCS (XML Compressor for Smartcard) ini bisa digunakan untuk mengompres data berjenis XML yang bisa dimasukkan dalam suatu smartcard. Selain bisa mengompres data, software ini juga mempunyai kemampuan melakukan pemekaran data yang dikompres secara otomatis ketika digunakan.
Dalam penelitiannya, Firdaus bereksperimen dengan mengompresi data akademik mahasiswa Untag dengan tingkat efisiensi yang cukup meyakinkan, sekitar 89%.  


Sumber :  http://teknologi.vivanews.com/news/read/134079-software_kompresi_smartcard_buatan_indonesia

Monitor dengan Sumber Listrik dari Port USB




VIVAnews - Samsung Electronics Co Ltd mengembangkan monitor LCD 18,5 inci yang hanya mengkonsumsi daya 6,3 watt. Pada pameran industri display elektronik SID 2010, prototipe produk tersebut sudah diperlihatkan pada publik.

Pada demo yang digelar di booth Samsung, sumber pasokan daya untuk monitor tersebut adalah seperangkat PC yang disambungkan menggunakan sebuah kabel USB. Kabel USB tersebut ditancapkan pada dua buah port USB 2.0 di PC.

“Kami berencana memproduksi massal monitor LCD ini untuk desktop PC pada tahun 2011 mendatang,” kata juru bicara Samsung, seperti dikutip dari PC Advisor, 3 Juni 2010.

Rendahnya konsumsi daya dimungkinkan dengan meningkatkan kemampuan transmisi panel dan efisiensi luminance pada backlight. Sayangnya Samsung tidak menjelaskan lebih spesifik teknologi yang digunakan pada monitor tersebut.

Dari sisi produk, monitor tersebut dilengkapi oleh backlight tipe edge-lit yang menggunakan LED sebagai sumber cahaya. Seperti diketahui, LED memiliki efisiensi yang lebih baik dibandingkan dengan LCD monitor biasa. Akan tetapi, ada pula kerugiannya. Masa pakai monitor tersebut menjadi hanya 30 ribu jam. Angka ini 20 ribu jam lebih singkat dibanding monitor LCD LED yang ada saat ini.

Untuk resolusi, luminance, dan rasio kontras monitor tersebut adalah 1366x768, 250cd/m2 dan 1.000:1. (hs)


Sumber :  http://teknologi.vivanews.com/news/read/155246-monitor_dengan_sumber_listrik_dari_port_usb

Mobil Tempuh 1.000 km dengan Baterai


VIVAnews - Sebuah kelompok penggemar modifikasi asal Tokyo berhasil mengendarai sebuah mobil berbahan bakar listrik sejauh 1000 lebih kilometer (persisnya: 1.003,184 kilometer) hanya dengan menggunakan baterai isi ulang.

Catatan tersebut memecahkan rekor yang mereka buat sendiri untuk jarak terjauh yang berhasil ditempuh tanpa mengisi ulang baterai kendaraan mereka.

Seperti dikutip dari Cnet, 5 Juni 2010, Japan Electric Vehicle Club telah meminta Guiness World Records untuk memverifikasi rekor yang dibukukan di Shimotsuma, Ibaraki, Jepang tersebut.

Kendaraan yang digunakan mereka adalah Daihatsu Mira yang dimodifikasi hingga dapat berjalan menggunakan baterai lithium ion Sanyo.

Sebanyak 8.320 baterai disusun sedemikian rupa hingga membuat kendaraan itu bisa berjalan selama 27,5 jam pada kecepatan sekitar 40 kilometer per jam. Kendaraan itu sendiri dikemudikan oleh 17 orang sopir secara bergantian.

Sebelum ini, rekor yang dicatat Guiness adalah perjalanan sejauh 555 kilometer dari Tokyo ke Osaka. Prestasi tersebut dicatat oleh klub pecinta otomotif yang sama pada November 2009. (kd)



Source :  http://teknologi.vivanews.com/news/read/155675-mobil_tempuh_1_000km_dengan_baterai

Google Kembangkan Mobil Nyetir Sendiri


VIVAnews - Google mengumumkan bahwa mereka mengembangkan mobil yang bisa mengemudikan diri sendiri secara otomatis di jalan raya. Mobil tersebut sudah diuji coba di jalan-jalan di sekitar California selama beberapa bulan terakhir.

Meski proyek ini merupakan proyek yang tidak lazim yang dikerjakan Google, akan tetapi menurut sejumlah analis, mobil otomatis memiliki kelebihan yang sangat penting. Dan sejauh ini, baru satu kecelakaan yang terjadi pada mobil tersebut yakni ditabrak dari belakang oleh mobil yang dikendarai manusia saat mobil otomatis itu berhenti di lampu merah.

Sejak beberapa waktu lalu, mobil itu sudah dites di jalan sekitar California dari Silicon Valley ke Santa Monica. Secara total, jarak sejauh 140 ribu mil sudah ditempuh. Akan tetapi, demi menjaga keamanan, jika terjadi kerusakan mendadak pada sistem, setiap mobil yang diuji coba tetap ditumpangi manusia. Satu orang di kursi sopir untuk berjaga-jaga, satu orang di kursi penumpang untuk memonitor kerja software lewat komputaer.

Seperti dikutip dari Mashable, 11 Oktober 2010, Google mempekerjakan insinyur yang sebelumnya pernah berpartisipasi dalam kompetisi dan balapan yang melibatkan mobil otomatis. Langkah ini merupakan titik penting yang diambil Google, yang sudah mulai mengembangkan teknologi itu sejak tahun 2005 lalu.

Salah satu tujuan Google dalam menggelar proyek ini adalah demi keamanan lalu-lintas. Google yakin, teknologi dapat memangkas separuh kematian akibat berkendara karena komputer seharusnya mampu menyetir kendaraan lebih baik dibanding manusia, dalam kondisi yang tepat.

Kendaraan yang dikembangkan Google juga memiliki kemampuan bereaksi yang cepat dalam waktu singkat. Selain itu, kemampuannya memantau hingga 360 derajat memungkinkan kendaraan itu berjalan lebih rapat di jalan raya dibandingkan dengan kendaraan yang dikemudikan manusia. Ini diyakini dapat mengurangi panjangnya antrian kendaraan. Komputer juga lebih berhati-hati saat menginjak gas, sehingga mereduksi konsumsi bensin.

Akan tetapi, yang paling diincar oleh Google dengan mobil otomatis ini adalah waktu yang bisa dihemat oleh pengendara. Saat mereka di mobil, mereka tidak perlu menyetir. Pengendara bisa melakukan hal produktif seperti bekerja lewat koneksi internet nirkabel, menyaksikan siaran televisi atau menikmati hiburan lainnya.

Google sendiri memang tidak menyebutkan secara eksplisit, akan tetapi menurut sejumlah pengamat, pengendara tersebut berpotensi menghabiskan waktunya lebih banyak dalam memanfaatkan produk-produk Google atau menyimak iklan yang digelar di jaringan Google.

Teknologi mobil otomatis ini masih cukup jauh dari sempurna. Diperkirakan, masih dibutuhkan sekitar 8 tahun sampai mobil dapat dipasarkan. Belum lagi masalah dengan aturan dan undang-undang seputar lalu-lintas yang mengasumsikan bahwa manusialah yang menggerakkan kendaraan yang melintas di jalan.



Source :  http://teknologi.vivanews.com/news/read/182215-google-kembangkan-mobil-nyetir-sendiri

C919, Pesaing Boeing 737 dan Airbus A320


VIVAnews - Beberapa pekan terakhir, dua produsen utama pesawat jet komersil mengalami masalah. Awal bulan ini, A380, pesawat mutakhir di jajaran Airbus mengalami masalah di Singapura setelah terjadi ledakan di mesinnya saat mengudara.
Setelah itu, Boeing 787 Dreamliner yang sedang diuji coba mendarat darurat karena asap mengepul di kabin.

Ternyata, tantangan yang lebih besar bagi kedua produsen tersebut bukanlah masalah di atas. Ancaman justru datang dari Commercial Aircraft Corp., sebuah perusahaan asal China akan memproduksi pula pesawat jet komersil yang berpotensi menjadi kompetitor berat Boeing dan Airbus.

Kabarnya, C919 pesawat buatan perusahaan China yang mampu menampung 156 penumpang itu akan mengudara pada 2016 mendatang.

Meski bukan kompetitor Airbus A380 atau Boeing 787, C919 ini akan bersaing di segmen yang sama dengan Boeing 737 dan Airbus A320 yang cukup populer digunakan oleh berbagai maskapai penerbangan di seluruh dunia.

Seperti dikutip dari LA Times, 17 November 2010, China merupakan pasar transportasi udara yang memiliki pertumbuhan terpesat di dunia. Diperkirakan, dalam 20 tahun ke depan, negara tersebut membutuhkan lebih dari 4 ribu pesawat terbang.

Meski kini Boeing dan Airbus cukup berpengaruh di pasar China, bukan berarti mereka bisa tetap berkuasa saat C919 hadir nantinya. Apalagi saat memproduksi pesawat, China juga mendapat dukungan dari sejumlah perusahaan teknologi penerbangan terkemuka termasuk Honeywell, GE Aviation, Eaton Corp, Parker Aerospace, CFM International, dan sejumlah produsen lain.

“Setiap generasi memiliki tonggak sejarahnya sendiri,” kata Zhang Yanzhong, Chief Engineer Commercial Aircraft Corp. “Kami sudah menyelesaikan teknologi senjata nuklir, satelit, dan eksplorasi ruang angkasa. Kini waktunya memproduksi pesawat jet besar,” ucapnya.

Namun, keberhasilan C919 masih perlu dibuktikan. Sebelum ini, Jepang, Korea Selatan, dan Indonesia gagal dalam percobaan mereka memproduksi pesawat jet komersil berkapasitas besar. Tertunda-tundanya produksi Boeing 787 Dreamliner dan masalah di mesen milik Airbus A380 juga menunjukkan bahwa bahkan pemain terbesarpun mengalami kegagalan.

Akan tetapi, China tidaklah buta seputar perakitan dan pembuatan komponen untuk pesawat terbang. Sebagai informasi, perakitan akhir pesawat Airbus A320 dilakukan di Tianjin. Separuh dari 12 ribu pesawat milik Boeing, komponennya berasal dari China. Selain itu, sekitar 600 ribu tenaga kerja China bekerja di bidang kedirgantaraan. Jumlah itu sama banyak dengan jumlah pekerja dirgantara Amerika Serikat.


Source :   http://teknologi.vivanews.com/news/read/189208-c919--pesaing-boeing-737-dan-airbus-a320

Pesawat Terbang 26 Jam dengan Tenaga Matahari


VIVAnews - Setiap hari, maskapai penerbangan komersial dari seluruh dunia menghamburkan setengah juta ton karbon dioksida ke udara. Akan tetapi, kini ada secercah harapan. Sekelompok peneliti asal Swiss mengembangkan teknologi penerbangan sambil menjaga langit tetap bersih.

Solar Impulse, pesawat terbang bertenaga matahari yang dibuat tim peneliti itu sanggup terbang dari landasan dan tidak mendarat hingga lebih dari satu hari.

Pesawat tenaga matahari tanpa awak memang sudah hadir sejak sekitar tahun 1980-an. Akan tetapi, penerbangan yang Solar Impulse jalani dilakukan sambil mengangkut seorang pilot, yakni Andre Borschberg, salah satu pimpinan proyek penelitian tersebut.

Penerbangan itu, seperti dikutip dariDiscovermagazine, 20 Desember 2010, dimungkinkan setelah peneliti memasang 12 ribu sel photovoltaic di ekor pesawat dan di sayap yang panjangnya mencapai 64 meter.

Sel photovoltaic itu mengirimkan energi ekstra ke baterai di siang hari dan ternyata sanggup memasok daya bagi empat baling-baling yang ada untuk tetap bekerja di malam hari.

Secara total, Borschberg berhasil menerbangkan pesawat bertenaga mataharinya itu selama 26 jam non stop tanpa sedikitpun menggunakan bahan bakar minyak.

Meski demikian, saat ini teknologi pesawat bertenaga matahari belum dapat menggantikan pesawat jet komersial. Sebagai informasi, Solar Impulse hanya mampu terbang dengan kecepatan rata-rata 24 mil per jam atau sekitar 38 kilometer per jam. Kecepatan terbang ini kurang lebih sama dengan kecepatan maksimal lari manusia.



Source :   http://teknologi.vivanews.com/news/read/194708-pesawat-terbang-26-jam-dengan-tenaga-matahari

Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terbesar


VIVAnews - Amerika Serikat resmi mengoperasikan pembangkit listrik tenaga matahari terbesar. Copper Mountain Solar Project, pembangkit listrik itu, mulai dikerjakan sejak sekitar setahun lalu. Kini proyek pembangunannya telah selesai.

Seperti dikutip dari Earth Techling, 4 April 2011, Copper Mountain Solar Project berada di dekat instalasi sel surya El Dorado Solar milik Sempra Generation yang lebih dulu dibangun, dan mampu memasok daya sebesar 10 Megawatt.

Pembangunan pembangkit listrik tenaga matahari terbesar itu dimulai sejak Januari 2010. Sebanyak 350 pekerja telah memasang 775 ribu panel surya yang secara total memakan ruangan seluas 1,54 kilometer persegi di kawasan gurun pasir Nevada.

Setelah selesai dibangun, ia mampu menghasilkan energi terbarukan sebesar 48 Megawatt, dan mampu memasok listrik hingga 14 ribu rumah di California. Saat ini, energi baik dari pembangkit El Dorado dan Copper Mountain telah dijual ke Pacific Gas & Electric (PG&E) untuk masa kontrak selama 20 tahun.
Meski memegang predikat proyek pembangkit listrik tenaga surya terbesar, dalam waktu dekat proyek ini akan tampak seperti pembangkit listrik skala kecil. Soalnya, Amerika Serikat tengah membangun pembangkit listrik serupa di kawasan Phoenix, Arizona yang rencananya akan rampung akhir 2011.

Untuk tahap pertama, Mesquite Solar Complex, pembangkit listrik tenaga surya baru itu, akan menyediakan listrik sebesar 150 megawatt. Langkah berikutnya adalah meningkatkan kapasitas produksinya hingga mampu menghasilkan output total sebesar 700 megawatt.



Source :  http://teknologi.vivanews.com/news/read/212882-pembangkit-listrik-tenaga-surya-terbesar

Mahasiswa ITB Juarai Kompetisi Robot AS


VIVAnews - Syawaludin Ramatullah, Samratul Fuadi, Aslih Damaetri dan Dody Suhendra merupakan empat mahasiswa ITB yang mengharumkan Indonesia dalam kompetisi robot internasional di Amerika Serikat pada 9-10 April 2011 lalu. Dua tahun mereka habiskan untuk untuk menciptakan robot pemadam kebakaran yang dinobatkan sebagai juara.


Syawaluddin menjelaskan riset robot ini dimulai sejak akhir 2008 dan menghabiskan dana riset hingga Rp60 juta. Sedangkan dana untuk membuat robot berkaki enam seberat menghabiskan biaya Rp20 sampai 40 juta.


“Biaya membangun robot yang hitam menghabiskan biaya Rp20 juta sedangkan yang merah Rp40 juta. Yang merah memang lebih mahal karena kualitas perangkatnya lebih bagus,” ucap Syawaluddin, di Bandung, Kamis, 14 April 2011.


Kedua robot ini menggunakan prosesor Atmell sebagai micro controller atau ‘otak’ dari robot tersebut. Program-program seperti gerakan dimasukkan ke dalam prosesor tersebut.


Robot-robot ini menggunakan prinsip kelelawar untuk bergerak. Untuk sensor gerak, kedua robot tersebut memancarkan suara ultrasonik, pantulan dari suara tersebut akan diolah robot untuk mengukur jarak ruangan agar tidak menabrak.


Sedangkan untuk melacak sumber api, kedua robot tersebut dipasang sensor ultraviolet dan infrared masing-masing sebanyak lima buah. Sedangkan untuk engsel kaki bergerak, kedua robot menggunakan motor servo yang diimpor dari Singapura.


"Motor servo itu satunya mencapai Rp1,1 juta. Sedikitnya satu robot membutuhkan 22 motor servo untuk bergerak dan sebagiannya untuk cadangan. untuk motor servonya saja sudah sekitar Rp22 juta sendiri," jelas Syawaluddin.


Kusprasapta Mutijarsa, pembimbing tim robot Indonesia menjelaskan, kedua robot tersebut harus diset ulang setibanya di Amerika. Perbedaan cuaca yang signifikan antara Indonesia dengan Hartford, Connecticut, Amerika Serikat membuat sensor-sensor tersebut harus dioprek.


"Sewaktu tiba di Amerika, sensor sempat macet karena perbedaan suhu. Perbedaan suhu sedikit saja berpengaruh terhadap sensor robot untuk mencari sumber api. Untuk itu selama dua hari waktu sebelum bertanding kami melakukan setting ulang terhadap sensor dan melakukan latihan di kamar hotel," ungkap pria yang biasa disapa Sony ini.


Samratul Fuadi, mahasiswa lain dalam tim robot ITB mengaku, setibanya di Amerika Serikat, mereka sempat minder melihat robot-robot yang menjadi pesaingnya dalam kontes tersebut. Fuadi bahkan melihat kontingen dari Portugal membuat robot unik yang menggunakan iPhone sebagai prosesor dan sensornya.


"Robotnya unik dan canggih karena menggunakan iPhone tapi ternyata saat bertanding gagal menjalankan misinya. Kelebihan robot kami lebih cepat berjalan dan bergerak presisi, mungkin karena risetnya selama dua tahun," ucap Fuadi.


Zarqun, merupakan robot generasi ketiga sedangkan Yaqun merupakan robot generasi keempat yang khusus dibuat untuk mewakili Indonesia di kontes tersebut.



Source : http://teknologi.vivanews.com/news/read/214757-mahasiswa-itb-kembangkan-robot-pemadam-api

eCRP 1.4, Motor Listrik Pertama Italia


VIVAnews - CRP Racing, perusahaan konstruktor kendaraan bermotor bertenaga listrik asal Italia yang berdiri sejak 2006 memperkenalkan motor listrik terbarunya yakni eCRP 1.4. Kendaraan roda dua ini diklaim sebagai motor elektrik pertama buatan Italia.

Seperti dikutip dari TG Daily, Selasa 19 April 2011, motor ini memiliki bobot yang sangat ringan yakni hanya 350 pound atau sekitar 158 kilogram. Untuk dayanya, motor ini diperkuat oleh modul baterai lithium-polymer 7,4kWh dan motor dual DC.

Motor listrik itu bisa mencapai kecepatan 60 mil per jam (sekitar 96,5 kilometer per jam) dalam 3,2 detik. Adapun kecepatan maksimumnya mencapai 136 mil per jam atau sekitar 218 kilometer per jam.

Motor itu dilengkapi pula dengan sistem pencatat data yang bisa merekam informasi pada suspensi depan dan belakang serta katup gas, mengukur voltase yang masuk dan keluar dari kontroler, serta memantau tingkat suhu dari kendaraan yang bersangkutan.

Data yang direkam kemudian akan dikombinasikan dengan fasilitas GPS untuk mencatat kecepatan dan akselerasi secara langsung. Ini memungkinkan tim balap membuat strategi balap yang lebih baik.

Meski sudah diproduksi, CRP Racing hanya menyediakan eCRP 1.4 untuk disewakan dan untuk kebutuhan balap. Biaya sewanya mulai dari US$7.200 atau Rp62 juta per balapan yang umumnya berlangsung selama 3 hari. (art)


Source : http://teknologi.vivanews.com/news/read/215613-ecrp-1-4--motor-listrik-pertama-italia

Koneksi Internet Lewat Sinar Lampu

VIVAnews - Ketika berinternet, baik saat di kedai kopi, memanfaatkan wifi gratis di ruang rapat, sampai mencuri koneksi internet tetangga sebelah, Anda kemungkinan akan mengalami frustasi karena lambatnya kecepatan internet ketika banyak alat terhubung ke satu jaringan.

Semakin banyak pengguna, semakin banyak perangkat, yang terhubung ke internet secara nirkabel, gelombang udara yang tersumbat akan menyulitkan pengguna untuk mendapatkan kekuatan sinyal.

Namun demikian, gelombang radio bukanlah satu-satunya bagian dari spektrum yang bisa membawa data. Ada gelombang lain yang bisa digunakan untuk menjelajah Internet.

Dikutip dari Good Technology, 9 Agustus 2011, Harald Haas, fisikawan Jerman mengungkapkan solusi baru yang ia sebut sebagai “data lewat iluminasi’ atau membawa fiber keluar dari fiber optik dengan mengirimkan data lewat lampu LED yang memiliki intensitas bervariasi yang jauh lebih cepat dibanding yang bisa ditangkap manusia.

Idenya sama dengan remote control imfra merah. Namun lebih kuat.



Haas menyebutkan, temuannya ini, yang ia sebut D-Ligth, bisa menghasilkan transmisi data dengan kecepatan di atas 10 megabit per detik yang jauh di atas kecepatan rata-rata sambungan broadband saat ini.

Menurut Haas, di masa depan data yang akan dipancarkan ke laptop, smartphone, dan tablet akan ditransmisikan lewat lampu yang ada di ruangan. Dan masalah soal keamanan juga jadi sangat mudah. Jika sinar lampu tidak ada, data tidak bisa ditransmisikan.

Haas berpendapat, banyak hal yang bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi ini. Mulai dari akses internet publik lewat lampu jalanan,  sampai kendaraan yang dikemudikan secara otomatis lewat lampu depannya.

Selain itu, data yang hadir melalui spektrum yang bisa dilihat seperti cahaya lampu bisa membantu meredakan kekhawatiran bahwa gelombang elektromagnetik yang hadir bersama WiFi dapat merusak kesehatan. (eh)


Source : http://teknologi.vivanews.com/news/read/239269-koneksi-internet-lewat-sinar-lampu

Diberi Garam, Kapasitas Harddisk Melejit


VIVAnews - Dari kabar terbaru, ternyata teknologi harddisk masih jauh dari akhir hayatnya. Bahkan tampaknya, dalam waktu dekat akan melihat peningkatan kapasitas hingga enam kali lipat dibanding kapasitas maksimal harddisk yang ada saat ini.

Menurut sejumlah peneliti asal Singapura, mereka berhasil menemukan formula untuk melipatgandakan kapasitas harddisk. Caranya ternyata sangat sederhana. Cukup menggunakan garam dapur, atau sodium chloride saja.

Peneliti dari Institute of Material Research and Engineering, Agency for Science, Technology and Research, serta National University of Singapore serta Data Storage Institute, menggunakan teknologi harddisk terkini dan melakukan satu langkah tambahan pada proses e-beam lithography saat memproduksi harddisk.

Dikutip dari A-Star, Senin 24 Oktober 2011, tujuan penambahan langkah ini adalah untuk memproduksi nanostruktur yang lebih rapi di permukaan harddisk.

Hasil akhirnya adalah nanoscopic magnetic grain (berukuran masing-masing antara 7-8 nanometer) di permukaan harddisk yang biasanya terdistribusi secara acak, di mana beberapa puluh di antaranya digunakan untuk menyimpan satu bit, oleh peneliti kini dibuat menjadi berukuran sekitar 10 nanometer, namun bisa menyimpan data lebih banyak.
Metode ini memang masih membutuhkan banyak perbaikan, karena rata-rata peneliti hanya mampu mendongkrak kapasitas simpan dari 0,5 terabit per inci persegi menjadi 1,9 terabit atau hingga 3,3 terabit per inci persegi. Namun menggunakan metode ini, data bisa menjadi sangat dipadatkan. Ini merupakan langkah awal menuju target para peneliti yakni menembus 10 terabit data per inci persegi.

Temuan ini tentunya sangat menarik untuk disimak mengingat SSD sudah semakin murah dan kapasitasnya terus meningkat. Sayangnya, SSD tidak mampu bersaing dengan harddisk dari sisi harga per GB.

Di sisi lain, saat ini pengguna komputer semakin banyak menyimpan data dibandingkan sebelumnya. Artinya, harddisk yang jauh lebih besar sangatlah penting. Tetapi, dengan segera hadirnya harrddisk berkapasitas 4TB di pasaran, setidaknya pengguna tidak perlu terlalu khawatir. (art)


Source : http://teknologi.vivanews.com/news/read/258174-diberi-garam--kapasitas-harddisk-melejit

Apa yang Terjadi Jika Bumi Berhenti Berputar?



VIVAnews -- Bumi tidak ajeg, terus berputar pada sumbunya mengelilingi Matahari. Rotasi mengontrol aktivitas manusia, mengikuti gelap dan terang, membagi kehangatan Matahari ke seluruh belahan dunia. Perputaran Bumi juga menentukan medan magnetik, pola cuaca dan sirkulasi di lautan. Lalu apa yang terjadi jika Bumi berhenti berputar?

"Yang terjadi adalah kekacauan total, semuanya berantakan," kata Louis Bloomfield, fisikawan dari University of Virginia seperti dimuat situs sains Life's Little Mysteries.. Sebagian besar manusia akan tenggelam, mati lemas, tewas terpanggang atau beku. Kabar baiknya: itu tak berarti kiamat. Sebagian manusia yang kebetulan tinggal di empat bagian kecil Bumi akan selamat, bahkan berevolusi dengan cepat sebagai respon dari perubahan lingkungan yang dramatis.

Hebatnya lagi, Bumi akan berubah bentuk jika berhenti berputar pada sumbunya. Rotasi Bumi membuat bagian tengah planet ini menonjol, sekitar 26 mil di sekitar katulistiwa daripada jarak antar kutub. Jika berhenti berputar, bagian Bumi yang padat tak lantas berpendar. Yang paling terpengaruh adalah bagian lautan. "Lautan akan bergeser dari katulistiwa ke arah kutub, meninggalkan tulang kering permukaan bumi di dekat khatulistiwa. Sementara  wilayah kutub akan tenggelam," kata Bloomfield.

Demikian pula dengan atmosfer, menebal di wilayah kutub dan menipis di katulistiwa. Hanya mahluk hidup di pertengahan garis lintang mendapatkan tekanan atmosfer yang tepat untuk tetap hidup. Lebih jauh lagi, nyala matahari abadi akan menyinari sebagian Bumi. Akibatnya, tanaman mati, tanah merekah kekeringan. Sementara, belahan bumi yang lain akan tenggelam dalam kegelapan yang dingin, tanah menyerupai tundra beku. "Saat itu manusia harus bisa pindah ke wilayah transisi," kata Rhett Allain, fisikawan dari University of Southeastern Louisiana.

Gerak manusia akan terbatas pada "pita tipis" di wilayah transisi panas-dingin, di mana Matahari selalu akan muncul tepat di atas atau di bawah cakrawala. Di sana, temperatur relatif  moderat, namun pola cuaca dan iklim saat Bumi berhenti berputar, bahkan tak bisa ditebak oleh para ilmuwan masa kini. Dari seluruh wilayah Bumi hanya ada empat bidang tanah kecil yang memiliki tekanan atmosfer tepat juga suhu yang cocok bagi manusia. Dua di belahan Bumi utara dan dua di belahan Selatan.

Akhirnya, hanya ada empat 'suku' manusia yang selamanya dipisahkan oleh kondisi ekstrem di antara mereka. Perbedaan lingkungan antara empat tempat itu akan mempengaruhi evolusi mahluk di sana, sesuai dengan kondisi lingkungannya. Dan ini kabar buruknya: Bumi sejatinya akan berhenti berotasi. Meski mungkin tak bakal terjadi dalam waktu dekat. Saat Bulan "terkunci" tak berputar lagi, tak ada pasang-surut di Bumi. Lalu, beberapa miliar tahun lagi, giliran kita mengunci Matahari. (ren)


Source : http://teknologi.vivanews.com/news/read/317351-apa-yang-terjadi-jika-bumi-berhenti-berputar-